Bumi21 – Duterte dan Obama yang awalnya dijadwalkan bertemu di sela-sela pertemuan konferensi tingkat tinggi Negara-negara Asia Timur di Laos tgl 6 September yang lalu, mendadak dibatalkan. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama memastikan sendiri pembatalan rencana pertemuan dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Pembatalan ini terjadi karena caci maki yang dilontarkan Duterte kepada Obama.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte secara terbuka menghina Presiden AS Barack Obama dengan sebutan “anak pelacur”. Hal ini muncul setelah Duterte mengecam Obama yang mempermasalahkan kebijakan kontroversial pemimpin Filipina terhadap pengedar narkoba. Ribuan orang terbunuh karena operasi anti narkoba sejak Duterte memenangkan Pemilihan Umum, meskipun dunia internasional sudah menyatakan kecaman karena dianggap berpotensi melanggar hak asasi manusia.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku menyesal ucapannya menyebut Presiden AS Barack Obama sebagai “anak pelacur” dianggap sebagai serangan personal. Pernyataan ini disampaikan Duterte setelah Gedung Putih membatalkan rencana pertemuan pemimpin Filipina dan Obama.
Rabu (7/9/2016), akhirnya pertemuan “basa-basi” Obama dan Duterte terjadi di Vientiane, Laos. Pertemuan ini terjadi hanya berselang dua hari setelah ketegangan yang berujung pembatalan rencana pertemuan kedua kepala Negara di Hangzhou, China.
Seperti diberitakan New York Times, kedua kepala Negara terlihat bercakap-cakap, di sela berlangsungnya acara KTT ASEAN. Mereka berbicara saat menunggu untuk masuk ke acara gala dinner bersama pemimpin Negara lainnya.
Para delegasi yang hadir di KTT ASEAN disebut terkejut dengan sikap Duterte pada saat hendak berpidato. Ia menyingkirkan pidato yang telah disiapkan dan justru berbicara mengenai pelanggaran HAM yang terjadi selama perang Filipina – AS. Duterte bahkan memuat sejumlah gambar yang menyajikan kekejaman perang dalam pidatonya.
Menurut tiga diplomat yang hadir di ruangan pertemuan, sosok kontroversial itu mengkritik tentang pembunuhan oleh militer AS ketika negaranya berada dalam jajahan Negeri Paman Sam pada tahun 1898 – 1946. Obama hanya duduk diam dan mendengarkan dengan seksama pidato Duterte tersebut.
Sumber yang sama juga mengatakan, Presiden Obama berkeliling ruangan dan menjabat tangan setiap pemimpin Negara yang dia temui, namun Obama melewatkan Duterte.
Salam hangat,
Bumi21.com
Agen bola terpercaya, Situs judi bola online terpercaya, casino online, poker online.